Demi terciptanya Safety Lifting ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan seperti memeriksa peralatan angkat dan membuat list rencana sebelum melakukan pengangkatan dan harus membuat cek list pengangkatan. Lifting plan dengan Crane atau keran mesin angkat merupakan salah satu alat yang memegang peranan penting dalam suatu proyek konstruksi. Tanpa perencanaan dan pengawasan yang cukup, kecelakaan alat angkat bisa terjadi. Jika ada sesuatu yang salah, maka bukannya tidak mungkin akan menimbukan konsekuensi berupa kerusakan materi (property damaged), bahkan dapat mengakibatkan kehilangan nyawa (fatality). Oleh karena itu kita perlu membuat lifting plan atau perencanaan pengangkatan yang matang dan terencana agar terwujudnya safety lifting zero failed, zero accident.
Lifting Plan Check List
Berikut daftar dari lifting plan check yang harus diperhatikan sebelum dilakukan pengangkatan, diantaranya :
- berat dari beban yang akan diangkat;
- bentuk dan berat jenis dari barang / cargo;
- perawatan dari sling dan lifting gear;
- Sistem komunikasi;
- Radius kerja ditentukan dan ditandai; dan
- kondisi cuaca / iklim.
Pengecekan Beban
Berat – WLL dari sling dan alat angkat
Bentuk dan ukuran – titik pemasangan dan posisi sling
Jangan mengangkat beban apabila tidak mengetahui berat
Tipe material – tipe slingdan metode pemasangan.
Jangan mengira ngira Beban dari berat
Kalkulasikan Masa dari beban
Beban dari berat dapat dkalkulasikan dari:
- gunakan perhitungan;
- ukur berat beban;
- load cells (konfirmasi crane sebelum pengangkatan);
- bentuk dari beban;
- jembatan timbang;
- gambar;
- tabel standard;
Lifting Plan sebelum pengangkatan
Lifting plan atau perencanaan alat angkat seharusnya dibuat sebelum dilakukan pekerjaan lifting atau pengangkatan yang menggunakan alat berat seperti Truck Mounted Crane, Gantry Crane, Mobile Crane, Tower Crane dan Crawler Crane, dll (dalam contoh kasus disini saya akan ambil penggunaan crane jenis mobile crane ya).
Sebelum membuat lifting plan, ada beberapa data penting yang perlu kita siapkan yaitu :
- dimensi dan berat beban yang akan diangkat
- jenis dan kapasitas crane yang akan digunakan
- load chart dari crane yang akan digunakan untuk mengetahui kapasitas angkat crane optimum pada derajat boom,panjang boom yang akan digunakan (working radius), panjang outrigger dan jarak as ke as antar crane dan beban yang akan diangkat).
- alat bantu angkat (lifting gear) apa saja yang akan digunakan
- hasil inspeksi crane dan lifting gear (untuk crane dapat dilakukan inspeksi visual,load test (untuk testing ada nya kebocoran pada hydraulic system atau tidak, ada keretakan atau kerusakan pada hook dan wire sling atau tidak, dll (mungkin nanti akan dijelaskan di page berbeda mengenai crane inspection ya teman2 hehe) jika lifting gear seperti chain block, level block, wire rope dapat dilakukan metode inspeksi NDT seperti Penetrant Test atau Magnetic Particle Inspection (MPI) untuk mengetahui ada cacat atau keretakan atau tidak.
- Lokasi pengangkatan (area yang lapang atau kah ada existing facility di area tersebut)
- total beban dari lifting gear yang akan digunakan
- panjang webbing / wire sling yang akan digunakan
Setelah data – data tersebut di dapatkan, selanjutnya akan dilakukan pengolahan data untuk menentukan panjang boom yang akan digunakan, dan berat beban yang boleh di gunakan lewat load chart :
Jika kita mengambil contoh untuk mengangkat beban misal container atau porta cabin) dengan berat total maksimum 5 ton, kemudian kita akan menggambar nya pada program autocad untuk lebih jelasnya seperti dibawah :
Dari program autocad tersebut, kita juga bias mendapat kan berapa derajat kemiringan dari boom atau boom angle dari crane yang akan dilakukan dalam proses pekerjaan pengangkatan tersebut. Tidak hanya boom angle saja, tapi kita bias juga mendapat berapa jarak yang aman antara crane dan mobil pengangkut yang digunakan.